Telah terbit buku: Obat Malas Dosis Tinggi



Judul Buku : Obat Malas Dosis Tinggi

Pengarang : Khalifa Bisma Sanjaya

Penerbit :PT. Elex Media Komputindo

ISBN : 978-602-04-7948-4

Halaman : 368  +  x halaman

Buku ini dapat diperoleh di  toko buku Gramedia di kota Anda.

 

Sinopsis

Sejenak mari kita perhatikan burung yang terbang ke sana ke mari. Dik, burung adalah lambang dari makhluk Allah yang rajin. Di pagi hari dia keluar dari sarang dalam keadaan perut kosong. Saat sore tiba dia kembali ke sarang dalam keadaan lambung terisi makanan penuh. Hikmahnya adalah… jadilah anak yang seharian aktif dalam kegiatan yang positif, maka pasti kamu akan sukses. Bangun jam empat pagi, langsung aja shalat subuh, lalu belajar sejenak, mandi, sarapan kemudian berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah, silakan istirahat sebentar, lalu belajar kembali, atau membantu orang tua. Saat sore, mengajilah dengan tekun, lalu kembali membantu orang tua. Maghrib… jamaah di masjid, mengikuti pengajian atau kegiatan lain yang memberi manfaat dunia akhirat. Aktif dan selalu bergerak, itulah yang akan menjadikan badanmu sehat, otak pintar dan jiwa tenang. Jangan biarkan waktu kosong terbuang percuma karena jiwa mudah terserang penyakit bosan sehingga kadang membangkitkan ide-ide yang kurang baik. Lagian… membiarkan waktu kosong hanya akan membuang-buang umur yang pendek ini.

Saya pernah melihat ratusan burung Emprit hinggap di salah satu pohon mangga di perumahan. Mereka menginap di situ. Dingin, angin dan hujan… mereka tak mempedulikan. Hikmahnya adalah… Dik, Allah mengkaruniakan kepadamu kamar tidur yang layak, tolong manfaatkan sebaik-baiknya untuk tidur, belajar dan ibadah. Nasibmu jauh lebih baik dari burung-burung itu. Tapi ada juga beberapa anak yang terus-terusan mengeluh. Kamar ber AC… mereka malahan mudah mengantuk sehingga belajar cuman bentar banget. Kamar tak ada AC, juga mengeluh karena kepanasan… akhirnya tak belajar juga. Kamar luas, e malah mengajak teman-teman main game bersama. Kamar sempit… marah-marah karena merasa gak nyaman. Duh… ribet banget. Dik, pastikan kamu tidak seperti anak itu.

      Saat di kebun binatang saya memperhatikan beberapa burung yang cantik, tapi emm… bulunya menjadi kusut karena tak pernah terbang, mereka pasif karena terpaksa di dalam sangkar setiap hari. Saat saya di Kepulauan Riau, lagi santai di pinggir pantai… tiba-tiba ada belasan burung jalak yang hinggap di samping saya, wow… bulunya indah, halus, rapi dan cantik menawan. Beda jauh dengan burung-burung yang ada di kebun binatang. Kok bisa? Mereka senantiasa bergerak. Hikmahnya adalah… tolonglah, jangan terlalu lama duduk di depan TV atau berbaring di kamar. Kamu harus banyak gerak sehingga badan sehat dan lincah. Dik, kebanyakan duduk itu kurang sehat, gimana bisa belajar dua hingga empat jam kalau raga enggak fit? Gerak, ya!

Sekitar 35 tahun yang lalu saya tinggal di salah satu pedukuhan yang sangat sepi. Sekolah tidak ada. Setiap pagi saya beserta lima mpe enam kawan pergi ke sekolah di pedukuhan sebelah dengan berjalan kaki sekitar 30 menit. Berat? Hehehe… enggak ah, biasa. Abis sekolah, saya istirahat sebentar, lalu menggembala sapi di area persawahan. Jam lima sore, kami pulang… mandi, ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib, lalu belajar, makan malam, baru tidur. Tak ada listrik, tv juga masih belum ada sehingga suasana sangat sepi namun nyaman.

Ayolah… kita memang didisain oleh Allah untuk senantiasa aktif, bukannya pasif. Jadi… saatnya berubah dari kebiasaan lama yang pasif menuju ke kebiasaan baru yang lebih aktif dan memberdayakan.

Tetangga saya, sebut aja namanya Mbah Mentar. Hampir 90 tahun tapi masih juga mencari rumput di sawah. Wow… beliau sangat sehat karena tak mau diam. Walau di rumah sendiri, anak-anak sudah pada berumahtangga, beliau senantiasa aktif, istilah jawanya: “Ora gelem lungguh.” Cari kayu di kebun, masak, membersihkan rumah dan seabrek kegiatan lain beliau handle sendiri. Tapi bukannya sakit, malahan sehat dan bugar walau usia sudah sangat tua.

Dik, saatnya semakin aktif. Kalau ibu lagi memegang sapu, cobalah untuk berkata, “Bu, biar aku saja yang menyapu.” Saya yakin Ibu akan tersenyum, hatinya akan terasa sejuk melihat putranya begitu mudahnya membantu orang lain. Saat mata Adik sudah satu jam lebih meloloti game, cobalah berhenti lalu silakan bertanya kepada jiwa, “Apa jadinya jika kebiasaan ini terus-terusan kulakukan? Apa manfaatnya?” Dik, jiwa itu jujur, ketika kamu bertanya maka jiwamu akan menjawab dengan sangat lugu, “Terlalu lama main tuh pasti gak ada manfaatnya, membuang umur, suatu saat pasti kamu akan menyesalinya. Sebut aja namanya Firman (bukan nama sebenarnya). Duduk di bangku kelas 8 SMP. Hari-hari pegang HP terus. Naa… saat HP rusak, dia ama Mamanya pergi ke tukang servis. Sang Mama bertanya, “Pak tukang, kapan HP ini bisa jadi lagi?” Dengan santai Pak Servis berkata, “Dua minggu lagi, Bu.” Tuh Mama berkata sambil tersenyum, “Emm… gimana kalau jadinya dua tahun lagi, gpp kok… biar anakku gak bisa nge-game lagi, wkwkwk.” Mendengar kalimat itu, tuh Firman langsung mlengos karena merasa dapat sindiran alus dari mamanya.

Pak Presiden, Pak Menteri, Para ulama… mereka adalah tokoh pemimpin. Saya mau tanya, “Apakah saat kecil mereka juga menghabiskan waktu untuk pasif?”

Hehehe, pasti tidak lah yauw.

Burung… aktif, ayam… aktif, kambing… aktif. Mereka adalah makhluk Allah yang senantiasa bergerak, makanya dagingnya enak. Pulang sekolah, daripada pasif di depan TV, cobalah ikut kegiatan yang sekiranya bisa menyehatkan badan seperti karate, tae kwon do, atau badminton. Habis makan malam, saat mendengar adzan isyak…cobalah untuk ambil sarung, melangkahkan kaki menuju ke masjid, wow… ini lebih keren.

Sepulang dari masjid, silakan belajar mata pelajaran. Sejam atau dua jam belajar, terasa capek, baiklah… saatnya istirahat. Dik, kamu gak harus menjawab semua pesan WA yang datang. Hal itu bisa menguras waktumu. Sudahlah, kalau memang waktunya tidur, silakan tidur… tak usah menunda tidur dengan kegiatan lain yang kurang memberi manfaat.

Bangun pagi, silakan shalat subuh. Abis shalat, silakan lari atau menyapu halaman atau apalah, yang penting ada aktifitas gerak. Saat saya duduk di bangku SMP, kegiatan rutin pagi adalah shalat subuh, belajar sebentar, menyapu halaman depan, menimba air untuk mengisi bak mandi dan bak cadangan rutin selama 3 tahun, wow… fisik saya terasa segar banget. Seminggu dua kali saya juga ikut kegiatan karate yang ada di dekat rumah, fisik semakin kuat sehingga jarang merasa capek walaupun mendapatkan tugas-tugas berat dari rumah maupun sekolah. Kenapa? Karena mempunyai kegiatan fisik yang cukup banyak dan beragam.

Dik, fisik Nabi Muhammad juga sangat kuat karena beliau senantiasa aktif, bukan pasif. Fisik Umar bin Khattab? Wow… kuat banget sehingga selalu menang dalam setiap pertempuran. Dik, mau aktif, ya! Ketika kamu aktif… maka badanmu sehat, jarang sakit. Tetapi jika kamu pasif, sakit-sakitan, duh… padahal kita takkan bisa belajar dalam tiga kondisi: saat sedih, saat menangis, dan saat sakit. Iya, ketiga kondisi itu harus benar-benar jauh darimu. Bagaimana mau mengukir prestasi jika senantiasa berurusan dengan dokter dan rumah sakit? Sebut aja namanya Rojas, duduk di bangku SMP. Baru berumur 15 tahun tapi berat badannya sudah mencapai 85 kg. Kok bisa? Hehehe, gitu dech… pasif, seharian main game, makan full josss, hingga badannya bengkak kayak gajah.

Apakah sehat?

Hmm, sangat memprihatinkan. Dia cepat capek, ngaji bentar… bilangnya capek. Kemah di luar kota, duh… sedihnya minta ampun karena tak terbiasa dengan kegiatan fisik. Kelebihan berat badan membuatnya hanya mampu terbaring di ranjang empuk di ruangan ber AC sambil ngemil tiada henti, duh… parah.

Dik, kamu harus mau beda dengan Si Rojas. Bayangkan… jantung anak SMP/ SMA paling-paling besarnya sekitar sekepalan tangan, karena gendut super, maka tuh jantung dipaksa memompa darah… melayani tubuh yang super gedhe plus timbunan lemak yang berserak di mana-mana. Pertanyaannya adalah: ketika jantung tak mampu lagi melayani tubuh yang segedhe itu, lalu jantung berhenti karena rusak, hmm… gimana nasib Rojas?

Selamat merenung.

Satu Tanggapan

  1. mantap pak…

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.