Penjelasan Tahap Transformasi Data Ordinal ke Interval dg Excel


Tulisan ini menjawab pertanyaan Reza, yang meminta arti dari masing-masing rumus dalam tulisan saya mengenai transformasi data ordinal ke interval dengan Excel. Mudah-mudahan juga bermanfaat bagi pembaca yang lain, dan mudah-mudahan juga ada yang bersedia mengembangkan rumus-rumus yang saya buat sehingga bisa lebih sederhana dan mudah.

Pada tulisan tersebut, kasus data kita telah diketik pada kolom A mulai dari baris 16 (atau sel A16) sampai baris 36 (sel A36).

Berikut langkah-langkah dan penjelasan dari rumus-rumusa yang digunakan dalam mentransformasi data tersebut.

Untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap data kategori/ordinal (pilihan jawaban).

Tahap yang kita lakukan adalah:

  • Ketik angka 1, 2, 3, 4, 5 secara berurut ke bawah mulai dari sel A4 sampai A8 (lihat kolom row pada tampilan di bawah)
  • Tulis rumus =COUNTIF(A$16:A36,A4) di sel B4. Selanjutnya kopi sampai ke sel B8. (lihat kolom ordinal pada tampilan di bawah)
  • Di sel B9 tulis rumus =SUM(B4:B8 )

Kalikan frekuensi dengan nilai ordinal/kategori

  • Di sel C4 tulis rumus =A4*B4. Copy sampai sel C8 (lihat kolom frek pada tampilan di bawah)

Berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya.

  • Di sel D4 tulis rumus =B4/B$9. Copy sampai sel D8

Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori.

  • Di sel E4 tulis rumus =D4+E3. Copy sampai sel E8

Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif.

  • Di sel F4 tulis rumus =NORMSINV(E4). Copy sampai F7. (lihat kolom z_val)

Perhatikan, kita hanya mengcopy kedua rumus tersebut sampai F7 tidak sampai ke F8. Karena kalau kita copy sampai ke F8 akan menghasilkan #NUM! karena adanya nilai numerik yang invalid ketika kita mencoba mencari nilai Z untuk angka 1 (pada sel E8).

Tentukan pula nilai batas Z (nilai fungsi padat probabilitas pada absis Z) untuk setiap kategori.

  • Di sel G4 tulis rumus =(1/((2*PI())^0.5))*(EXP(-((F4^2)/2))). Copy sampai G7 (lihat kolom z*_val)
    (Catatan: ada koreksi yang berharga dari notwelldefined, rumus ini di Excel tersedia dalam bentuk fungsi =NORMDIST(F4,0,1,0). Terima kasih)

Perhatikan, kita hanya mengcopy kedua rumus tersebut sampai G7 tidak sampai ke G8, karena nilai acuan di F8 pada langkah sebelumnya kita kosongkan.

Istilah PI() dalam rumus Excel adalah untuk menghitung nilai π yaitu suatu koefisien yang bernilai 3.141593. Istilah EXP dari rumus Excel adalah untuk menghitung e yaitu suatu koefisien yang bernilai 2.718282

Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

Kepadatan batas ada pada kolom G, dan daerah di bawah batas atas dan batas bawah dapat dilihat dari proporsi kumulatif, sehingga dalam perumusan Excelnya sebagai berikut:

  • Di sel H4 tulis rumus =(G3-G4)/(E4-E3). Copy sampai H8 (lihat kolom sv)

Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

Scale value adalah nilai yang telah dihitung pada kolom H. Scale Valuemin artinya adalah nilai scale value absolut (artinya tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif) paling kecil. Dalam rumus di atas tanda absolut adalah І…І. Sehingga dalam rumus Excel dapat dituliskan sebagai berikut:

  • Di sel I4 tulis rumus =H4+ABS(MIN(H$4:H$8))+1. Copy sampai I8. (lihat kolom interval)

Perhatikan rumus diatas, ABS adalah untuk menetapkan nilai absolut. MIN adalah operasi untuk mencari nilai terkecil.

Transformasi seluruh data asli kita ke interval:

Gunakan fungsi IF untuk mentransformasikan data asli kita, sesuai dengan hasil yang telah kita peroleh pada tahap sebelumnya (di kolom H)

  • Di sel B17 tulis rumus =IF(A17=1,I$4,IF(A17=2,I$5,IF(A17=3,I$6,IF(A17=4,I$7,I$8)))). Copy sampai B36.

Ok. Berikut tampilan hasil dari latihan yang pernah saya coba mengikuti langkah-langkah di atas

Tapi, bagi Anda yang tidak mau repot-repot menyusun rumus tersebut, tersedia paket program yang siap pakai yaitu Program Odi. Silkan klik disini untuk penjelasan lebih lanjut mengenai program Ordi

50 Tanggapan

  1. saya mau tanya kalau data saya petingkat data yang ditandai 0 sampai 1 itu bisa ditransform jadi interval tidak yak

  2. Assalamu’alaikum wr. wb.
    Pa junaidi sy mau nanya kalau skalanya hanya dari 1,2,3, dan 4 apakah program ordi bisa dipakai atau sy harus buat sendiri programnya ? terima kasih

    Bisa. Tidak perlu buat program baru

  3. saya coba pake rmus countif n normdist dkomputer saya g bisaa kira2 knpa ya pak??
    tlong bntuannya

  4. Salam hormat Pak.
    Terkait dengan contoh tranformasi di atas, apakah contoh tersebut terhitung untuk satu pernyataan atau satu item?

    ya, untuk satu item/pertanyaan

  5. pak mw tnya. itu rumus yg pertma
    memang =COUNTIF(A$16:A36,A4)??? itu A4 atau memang A$?? < lambang dollar???

  6. pak me tnya. itu rumus yg pertma memeng =COUNTIF(A$16:A36,A4)???
    itu A4 atau memang A$?? < lambang dollar???

  7. makasih pak atas infonya…
    mau tanya ni pak, kalo di dalam angket kita ada 20 pertanyaan….berarti proses ini kita lakukan sebanyak 20 kali juga ya pak?

    Ya, benar.

    • trus pak, kalo misalnya untuk sebuah pertanyaan dalam angket tersebut seluruh responden mendapat skor 4….bagaimana pak?

  8. makasih pak

  9. makasih pak sebelumnya buat informasinya..
    pak maaf saya mau nanya,
    penelitian saya memiliki 2 data yg berbeda, X (ordinal) dan Y (rasio),
    sebelum uji regresi, saya mengubah ordinal jadi interval, stelah itu X (interval) langsung diregresikan dengan Y(rasio)..tp hasilnya tidak signifikan pak..apakah ada yg salah dengan cara itu pak??? atau adakah rumus yg mengubah rasio jd interval atau sebaliknya? makasih pak

  10. tulisan bapak sangat bermanfaat sekali. terima kasih banyak pak.. smg makin sukses

  11. mohon maaf menyusul jadi seteh butir 1-15 diblok maka kilik porses keluar hasilnya nah setelah itu apakah dijumlahkan kekanan per baris atau bagaimana pak untuk melakukan analisis regresi dan korelasi, mohon info? terima kasih

    Di blok saja sekaligus dan langsung diproses. Tetapi syaratnya setiap satu kolom mewakili satu item. Penjumlahannya dilakukan ke kanan per baris

  12. Mohon Info Pak Junaidi, Saya sudah pakai program bapak beberapa waktu yang lalu, yang ingin saya tanyakan, jika saya punya 2 variabel bebas dan satu variabel terikat dengan data ordinal dgn skal 1-5, nah jika misalnya salah satu variabel tsb punya 15 butir pertanyaan dan dengan jumlah responden 100, maka dalam penggunaan program bapak tesebut, buk aordi lalu klik range input data lalu diblok semua butir 1-15 dan 100 responden? lalu tekan ok apakah begitu pak Junaidi? atau diblok per 1 butir, 1 butir dan 100 responden? terima kasih mohon berkenan infonya

  13. Selamat sore pak.
    Sy di hadapkan dengan dilema mengkonversi apa tidak dari ordinal ke interval. Sebelumnya saya dosen di President University. Nama saya Suresh Kumar.
    Ada 2 referensi buku luar yang saya baca, data ordinal tidak boleh di konversikan ke interval. Data ordinal harus dilanjutkan dengan non parametrik.
    Ada beberapa buku lainnya yang saya baca, karena skala likert sebelum digunakan untuk analisa lebih lanjut, kita menjumlahkan per barisnya apakah dengan item analysis or factor analysis sehingga sudah dianggap sebagai interval.
    Rumus scale yang digunakan di blog ini, sy cari referensinya dan saya dapatkan penjelasan, bahwa penggunaanya adalah untuk mengkonversikan skala ke skala yang lain. Contoh, apabila saya ingin mengkonversikan skala 1-5 ke 1-10 saya bisa menggunakan rumus Scale tersebut.
    Lalu beberapa jurnal luar yang saya baca, masalah konversi ini masih merupakan perdebatan yang hebat antara peneliti.
    Ada yang berpendapat Likert sendiri sebagai penemu Likert Scale tidak mengkonversinya ke interval.
    MSI, selain referensi yang muncul di Indonesia, saya tidak dapat referensi dari luar negeri ataupun Jurnal Internasional.
    Saya search W.L. Hays yang muncul buku statistik tahun 1976, sdgkan sbg peneliti kita harus merefer minimal 5 tahun terakhir. Beberapa buku statistik yang sy miliki dari Library.nu sebelumnya serta Research Method yang terbaru (minimal 5 tahun terakhir) sama sekali tidak membahas MSI. Research Method for Behavior Science mendukung penggunaan Likert Scale sebagai interval or they call it summation scale.
    Apakah bapak memiliki referensi terbaru bahwa penggunaan MSI sudah worlwide?
    Hal ini penting untuk dipertegas karena skripsi-skripsi dari beberapa PTN ternama Indonesia menggunakan Likert Scale Summation sebagai interval bukannya ordinal atau mengkonversikannya.
    Terima Kasih sebelumnya saya ucapkan atas informasi yang di share.

  14. Pak junaidi kalau saya transfer sekarang apa bisa langsung dikirim software nya. trims

    Bisa.

  15. Slm, kenal pak Junaidi
    tulisan bapa di atas sangat membantu saya, saya ingin bertanya jika dua variabel bebas berbentuk ordinal yang telah ditransformasikan ke interval dengan variabel terikat berbentuk rasio apakah sudah bisa langsung dihitung menggunakan regresi berganda?? (sebagai parametrik)trima kasih sebelumnya….

    Ya, sudah bisa

  16. selamat siang pak, pada penelitian saya terdiri 5 variabel independent (4 rasio dan 1 ordinal), variabel ordinal ini adalah variabel dummy pak yg mempunyi nilai (0,1). pertanyaan saya apakah data ordinal ini bisa di transformasi dl?atau kah bisa langsung dimasukan ke dalam SPSS untuk di lakukan analisis regresi berganda.Thx

    Variabel dummy bukan skala ordinal. Jadi tidak perlu ditransformasi. Langsung saja digunakan dalam analisis regresi

  17. pak jd nanti dta yang kita masukkan ke dalam regresi berganda itu data interva hasil perhitungan di atas y pak?

    Ya, benar

  18. ass, pak sy mau nanya,, contoh diatas sudah sy coba sesuai dengan petunjuk yg ada di atas, untuk hasil frek, prop, prop_kum, Z_val, Z*_val, dan sv -nya udh bener tp untuk nilai intervalnya tidak sesuai dengan yang bpk tulis diatas, tp jd 1.00, 1.00, 1.78, 2.90, 4.51….. padahal rumusnya sama yg bpk contohin diatas
    kira2 apa sy yang salah pa,, mohon pentunjuknya

  19. Terimakasih banyak Pak atas informasinya, tapi ada yang mau saya tanyakan. Saya sedang membuat penelitian ilmiah yang memiliki 2 variabel bebas (X1 & X2) dan 1 variabel terikat (Y). Saya menggunaukan SPSS untuk mencari Korelasi dan Regresi. Akan tetapi data saya berupa Ordinal (kuesioner skala Likert 1-5).
    Pertanyaan saya, langkah2 seperti apa yg harus saya lakukan?
    APAKAH BENAR langkah2nya seperti ini :
    1. Uji validitas reliabilitas data2 yang masih ordinal
    2. Transorm data ordinal ke interval
    3.Hasil transform dimasukkan kembali ke SPSS kemudian ANalyze – Regression – Linear

    Apakah benar seperti itu ??? Tolong dibalas ya Pak, ini sangant penting sekali untuk saya. Terimakasih

    Oke. sudah sesuai kok langkah-langkahnya

  20. Assalamu’alaikum…
    Pak, saya adalah mahasiswa pascasarjana ilmu akuntansi di Universitas Sumatera Utara. kebetulan saya diberikan tugas statistika oleh dosen saya tetapi datanya berasal dari tempat bekerja saya sendiri.
    saya kesulitan dalam melakukan pengujian hipotesis yang memiliki 2 tipe data yang berbeda yaitu kualitatif bersamaan dengan kuantitatif melalui excel.
    contoh rumusan masalah yang saya ingin uji adalah
    “adakah pengaruh antara jenis kelamin dan umur terhadap IPK?”.
    ketika saya uji dengan menggunakan data analisis regression via excel, hasilnya tidak diperoleh karena non numerik. tolong bantu saya pak…

    Dalam regresi, variabel bebas kualitatif tersebut dijadikan variabel dummy. Dengan menjadikan laki-laki = 1 dan perempuan = 0 atau sebaliknya. Coba lihat penjelasan mengenai regresi dengan variabel dummy ini pada tulisan saya ini.

  21. Assalamuaykum, wr, wb.
    Saya hanya sekedar mengucapkan terima kasih Pak, karna tulisan Bapak sangat membantu penyelesaian TA saya.
    Alahamdulillah. sekali lagi terima kasih Pak.

    Ya,sama-sama. Selamat mengerjakan tugasnya

  22. Assalamu’alaykum..
    Salam Kenal sebelumnya pak..
    kebetulan saya lagi nyusun skripsi berjudul ” Pengaruh besaran anggaran belanja daerah dan Aset tetap terhadap kesesuaian penyajian laporan keuangan pemerintah daerah”

    dengan variabel terikat: kesesuaian penyajian LKPD yang diukur melalui Opini yang dikeluarkan oleh BPK dalam hal ini terdari dari WTP, WDP, Disclaimer dan TW (1,2,3,4) ini skalanya bener ordinal kan pak? terus bisa di transformasikan ke interval sesuai cara bapak ini? kalo bisa rencana-nya nanti analisa datanya akan digunakan regresi linear berganda..

    mengingat besaran anggaran belanja daerah dan aset tetap sudah menggunakan skala interval..semoga saya tidak salah.. 🙂

    mohon masukan-nya ya pak..
    terima kasih..

    Ya benar. Variabel terikatnya ordinal dan variabel bebasnya interval. Ya, bisa ditransformasi

  23. mat siang pak…
    saya lagi bingung sya punya data (x1, X2, X3,X4) dan (y) (skala interval) yang hendak saya regresikan, kemudian x1 ternyata tidak normal apakah harus saya transformasi semua variabel (x1, X2, X3,X4) atau hanya yang bermasalah saja. tank pa to penjelasanya

    Hanya data yang bermasalah saja yang perlu diberi perlakuan penormalan

  24. Asl. Pak Junaidi…apa kabar…?. Apakah Pak Junaidi bertugas di UNJ Jakarta ya?…

    Kabar baik Pak. Bukan, saya bukan bertugas di UNJ tapi di UNJA (Universitas Jambi). Bagaimana kabarnya Pak ? Sukses selalu untuk UMM

  25. aww. pak salam kenal nama saya rusman dari tangerang
    mau nanya pak bagai mana caranya data msi ini agar bisa di masukkan spss artinya butir pertanyaannya sudah digabung menjadi per variabel.. mohon bantuannya..
    terimakasih sebelimnya

    Dengan mengingat sifat datanya sudah menjadi data interval, artinya butir pertanyaan tersebut bisa langsung dijumlahkan saja menjadi nilai variabel.

  26. boleh tau lebih banyak pak ?

    Bagian yang mananya ?

  27. Wah terima kasih pak atas jawabanya saya akan mencobanya kebetulan saya lagi buat skripsi, dimana saya menggunakan path analisis dengan bantuan SPSS saya mengalami kesulitan dengan transformasi ke interval di karenakan data saya ordinal

    • Assalammualaikum..wr..wb
      pak.. kalo penilaiaannya ada yang menggunakan skala likert dan ada juga manggunakan penilaian dummy variabel 0,1. apakah data ordinal dapat ditransfer juga ke data interval dengan menggunakan MSI??

      mohon bantuannya ya pak .
      wass

      MSI memang mentransformasi data ordinal ke interval. Tapi dummy (0,1) tidak bisa.

  28. Pa junaidi salam kenal dari saya,
    kalau data yang kita olah berupa data gender 0 (wanita) dan 1 (pria) apa bisa menggunakan transformasi yang bapa buat? transformasinya kan bisa saja seperti ini rumusnya : Y = a + b X sehingga kalau x = 0 maka saya dapatkan y = a dan kalau x=1 maka y=a + b , tapi cara menentukan a dan b nya saya belum paham.
    Kalau saya bisa mentransformasinya, saya bisa menghitung rata-rata nya kan? apakah rata-ratanya wanita atau pria.
    Terima kasih atas bantuannya, tulisan bapak sangat bermanfaat.

    Data gender bukan data ordinal, tetapi adalah data nominal. Karenanya tidak bisa menggunakan transformasi ini.
    Analisis data nominal yang bisa kita lakukan adalah dengan analisis frekuensi, misalnya berapa persen laki-laki, berapa persen perempuan. Jadi tidak dirata-ratakan seperti yang anda kemukakan.
    Jika ingin meregresikannya juga bisa. Jika gender tersebut adalah variabel bebas, maka gunakan variabel dummy. Jika gender tersebut adalah variabel terikat, gunakan regresi binary logit.

  29. Iya Pak Junaidi….saya juga senang membaca tulisan Bapak. Banyak manfaatnya bagi saya dan mahasiswa. Saya dari Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung. Bapak dari Jakarta ya…., Salam.

    Terimakasih Pak atas dukungannya. Saya sekarang lagi di bogor

  30. Selamat malam Pak Junaidi, mohon maaf lahir dan batin……

    Sama-sama Pak. Salam untuk seluruh keluarga

  31. pak, kalo data skala ordinal sudah berhasil dirubah ke skala interval.
    Langkag selanjutnya apa? apakah kita masih harus melakukan uji validitas n reliabilitas.
    ataukah data tersebut langsung bisa kita analisis misalnya memakai fungsi f(x)corel sehingga langsung didapat hasilnya atau seperti apa?
    terima kasih,
    salam

    Uji validitas dan reliabilitas seharusnya dilakukan sebelum merubah skala data

  32. Sehat pak Junaidi?…, semoga pekerjaan kita bermanfaat dunia-akhirat ya.., Pak Jun..

    Alhamdulillah sehat-sehat Pak. Ya, semoga bermanfaat Pak dunia akhirat. Tulisan-tulisan di blog Bapak, bagus-bagus. Jadi referensi untuk saya.
    Bagaimana kabarnya Pak ? Kalau saya tidak salah duga dari alamat emailnya, Bapak dari UMM (Universitas Muhammadiyah Magelang) ?.

  33. Salam kenal pak Junaidi

    Salam kenal kembali Pak Suharto. Apa kabar dan kegiatannya sekarang ?

  34. halo pak junaidi,
    sebelumnya terimakasih untuk artikelnya.sangat bermanfaat.

    ada yang ingin saya tanyakan pak..
    cara excel diatas untuk 20 responden kan pak??
    masing2 punya satu data, apabila ke20 responden itu memiliki data lain,maksud saya jawaban lain yang ingin kita transformasikan, apakah kita cukup mengganti data awal itu dengan data baru?

    maksudnya katakan lah yang 20 tadi pertanyaan pertama, apabila kita ingin memasukkan pertanyaan kedua dari responden yang sama, gimana caranya pak??
    masukkan lagi atau cukup samakan dengan hasil yang pertanyaan awala.

    terimakasih sebelumnya pak..

    semoga pertanyaan saya cukup jelas..

    Masukkan lagi data dari pertanyaan kedua tersebut

  35. Pak, mau tanya:
    ini gara2 dulu sering bolos pelajaran statistik jadi bingung ketika dapet kerjaan begini:. saya sudah mendapatkan mean data ordinal dari beberapa atribut menggunakan skala 1-4.
    nah masing2 mean atribut itu ingin saya ubah ke dalam sebuh indeks yang kami sebut performance indeks sbb:

    kinerja A : 3.2
    B: 3.9
    C: 2.8 dst
    yang ingin saya lakukan, masing2 data ordinal itu dirubah menjadi indeks kinerja berskala 1-100.
    bisa tolong tahapannya pak?

    Kalau secara matematis sih caranya untuk A menjadi 3.2/4 x 100 = 80. untuk B = 3.9/4 x 100 = 97.5 dst

  36. makasih, bener2 ngebantu sy

  37. pak saya boleh bertanya??
    kalo data saya bebas dan terikatnya ordinal, dua2ny harus ditransformasi dlu ya??
    terus uji statistiknya pake uji apa ya?
    trims

    Tidak harus, tergantung persyaratan alat ujinya harus data interval atau bukan ? Kalau harus interval, yang memang di transformasi dulu. Kalau tidak, ya tidak perlu. Pemilihan alat uji tidak hanya tergantung pada skala data, salah satunya juga pada masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian

  38. blog yang sangat bermanfaat. saya sedng membutuhkannya. boleh singgah kemari lagi ya Da. Terima kasih.

    Silakan. Terimakasih sudah berkunjung

  39. tulisan nya sangat membantu, tapi saya belum memiliki program succesive interval untuk excel nya. Bisa tolong dikirimkan program tersebut ke email saya tidak? terima kasih

    Succesive interval bukan program. Tahapan-tahapan pengerjaannya di Excel sudah saya berikan dalam bebeberapa tulisan di blog ini. Silakan dibaca-baca

  40. thanks banget pak… sangat membantu dalam tesis saya….

  41. jika saya menggunakan formula pada excel pada saat meng-input data, data itu memang kosong (tdk terdapat data) pada sel formula pasti akan muncul #DIV/0! gimana cara menghilangkan tanda #DIV/0! ini menjadi nilai 0. trims

    Jawab:#DIV/0! muncul jika suatu angka dibagi dengan 0. Untuk menghilangkannya dan menjadikannya nol, bisa dengan menggunakan fungsi IF. Misalnya jika angka yang akan dibagi terletak di sel A1 dan pembaginya (angka 0) terletak di sel B1, maka bisa dibuat rumus sebagai berikut:
    = IF(B1=0,0,A1/B1)
    Ok. Selamat mencoba

  42. salah lagi…ralat lagi ah…

    yg bener:

    =normdist(f4,0,1,0).

    😀

    Jawab:
    Terima kasih. Saya baru periksa, ternyata memang ada fungsi di Excel untuk mencari fungsi padat probabilitas. Yap, ini benar. Sekali lagi terima kasih. Tulisan diatas saya koreksi, biar jadi lebih mudah mengolahnya. (Junaidi)

  43. eh salah dink pak. 😀
    diralat nih,

    biar tidak jadi kumulatif, fungsinya
    =normdist(0,1,0)
    nilai 0 di parameter terakhir menunjukkan fungsinya pdf dan bukan cdf.

    mudah2an bener…

  44. terima kasih, informasi ini sangat berguna pak. pusing sama data skala likert yang susah dianalisis…

    sekedar nambahin dikit. di G4, kita bisa ganti dengan fungsi =normsdist(F4).
    fungsinya sama, untuk mencari nilai pdf dari F4.

    salam.

  45. Salam kenal dengan Pak Junaidi..

    Saya sangat tertarik dengan method of succesive interval, karena berkaitan dengan TA saya.

    Saya memiliki beberapa pertanyaan,semoga bpk dapat membantu saya.

    1. Pak kalau skala ordinalnya ada satu nilai yang tidak diisi,apakah berpengaruh thd transformasi skala intervalnya?.Karena hasil kuesioner saya ada beberapa nilai skala yg tidak ada.

    Contohnya dari skala 1-4, ada nilai yang terkumpul di skala 3 dan 4. Sehingga nilai 1 dan 2 frek. nya = 0, nah apabila ada nilai 0,untuk mencari nilai Z akan menghasilkan #Num, dan bila dikosongkan baru ada nilainya. Namun dengan proporsi=0 menghasikan z_*val = 0,399. Nilai tsb sama dengan proporsi 0,5 yang juga nilainya = 0,399. Menurut bapak bagaimana mengatasi masalah tersebut?. Jadi apakah metode MSI harus semua nilai skala terisi?.

    Saya telah mencoba cara bpk..,sangat bermanfaat sekali.Terima kasih Pak.Hanya masalah pada frek yg nilainya =0 karena tidak dipilih oleh responden pada kuesioner saya. Jadi saya menghitungnya dengan menghilangkan nilai #num & Div/0! dan diganti dengan 0. Saya menghitungya secara manual dan disamakan dengan excel. Tapi saya masih ragu.jd mohon bantuannya dari bpk. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

    Jawab:
    Maaf, agak lambat merespons. Kebetulan ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Mengenai ada kategori yang kosong, dalam tulisan saya sebelumnya memang tidak bisa dihitung. Tapi dalam tulisan berikut ini, saya sudah mengembangkan rumusnya sehingga bisa dihitung secara otomatis. Silakan lihat tulisan mengenai “Transformasi Data Ordinal ke Interval dengan Excel (Kasus Kategori Tidak Terisi). Mudah-mudahan bisa membantu
    .

  46. wah.. saya benar-benar berterimakasih atas ulasan Bapak yang detail ini. Saya tidak mengira kalau pertanyaan saya akan dibalas bapak dengan 1 halaman tulisan baru..

    Sekali lagi terimakasih Pak 🙂

Tinggalkan Balasan ke dian Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.