Transformasi Data Ordinal ke Interval dengan Excel


Menurut tingkatannya, data secara berurut dari skala terendah ke tertinggi adalah data nominal, ordinal, interval dan ratio. Dalam penggunaan alat analisis, umumnya ditentukan skala minimal dari data yang dibutuhkan. Namun seringkali data yang kita miliki tidak memenuhi persyaratan tersebut. Misalnya, kita punya data ordinal, sementara persyaratan alat analisis membutuhkan data dengan skala minimal adalah data interval. Dalam kondisi tersebut, kita perlu mentransformasikan data dari skala ordinal ke interval.

Sayangnya belum ada software statistik yang memiliki fasilitas transformasi data tersebut (setahu saya). Karenanya, para peneliti biasanya menghitung secara manual atau membuat sendiri program makronya.

Program makro tersebut diantaranya pernah dibuat oleh Muchlis (2001) dengan menggunakan bantuan program makro Minitab. Kemudian disempurnakan oleh Budi Waryanto (2006).

Program makro tersebut memang sudah relatif bagus, tetapi sayangnya harus dijalankan di Program Minitab, yang jarang dimiliki peneliti.

Oleh karenanya saya mencoba mengutak-ngatik dengan menggunakan Program Microsoft Excel yang dimiliki oleh hampir semua pengguna komputer.

Metode transformasi yang digunakan yakni method of successive interval, Hays (1976). Metode tersebut digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. Pada umumnya jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (Lykert scale) diadakan scoring yakni pemberian nilai numerikal 1, 2, 3, 4 dan 5, setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal.

Untuk latihan mari kita misalkan ada 20 responden (data), dengan skore nilai antara 1 sampai 5. (catatan: minimal untuk setiap skore ada 1 nilai). Maka tahapan-tahapan yang kita lakukan sebagai berikut:

1. Ketik data asli di kolom A mulai dari baris 17 (atau sel A17) sampai baris 36 (sel A36).

2. Ketik angka 1, 2, 3, 4, 5 secara berurut ke bawah mulai dari sel A4 sampai A8.

3. Tulis rumus =COUNTIF(A$17:A36,A4) di sel B4. Selanjutnya kopi sampai ke sel B8.

4. Di sel B9 tulis rumus =SUM(B4:B8 )

5. Di sel C4 tulis rumus =A4*B4. Copy sampai sel C8

6. Di sel D4 tulis rumus =B4/B$9. Copy sampai sel D8

7. Di sel E4 tulis rumus =D4+E3. Copy sampai sel E8

8. Di sel F4 tulis rumus =NORMSINV(E4). Copy sampai F7.

9. Di sel G4 tulis rumus =(1/((2*PI())^0.5))*(EXP(-((F4^2)/2))). Copy sampai G7

(Catatan: ada koreksi yang berharga dari notwelldefined, rumus ini di Excel tersedia dalam bentuk fungsi =NORMDIST(F4,0,1,0). Terima kasih)

10. Di sel H4 tulis rumus =(G3-G4)/(E4-E3). Copy sampai H8

11. Di sel I4 tulis rumus =H4+ABS(MIN(H$4:H$8))+1. Copy sampai I8.

12. Di sel B17 tulis rumus =IF(A17=1,I$4,IF(A17=2,I$5,IF(A17=3,I$6,IF(A17=4,I$7,I$8)))). Copy sampai B36.

13. Nah hasil transformasi data anda sudah terlihat di sel B17 sampai B36 tersebut.

Bagi yang sudah terbiasa dengan Excel tentu bisa melihat bahwa kalau datanya lebih atau kurang dari 20, rumus A36 di tahap 3 bisa diganti dengan alamat sel dari data terakhir.

Tapi, bagi Anda yang tidak mau repot-repot menyusun rumus tersebut, tersedia paket program yang siap pakai yaitu Program Odi. Silkan klik disini untuk penjelasan lebih lanjut mengenai program Ordi

Ok. Selamat mencoba. Bagi yang ingin melihat lebih jauh penjelasan rumus-rumus tersebut, silakan klik disini


89 Tanggapan

  1. saya mau tanya pak,
    selain menggunakan method of successive interval, metode apa lagi yang dapat di gunakan pak?
    terima kasih.

  2. Assaalamualaikum Pak,

    Mau tanya bagaimana mengatur di variabel view untuk data umur di kuesioner yang pakai interval misalkan 20-30 tahun, 31-40 tahun, > 40 tahun. terima kasih

  3. Pak mau tanya nih……kalau misalnya ada data ordinal yaitu rangking dari 1 sampai 7 trus saya mau ubah ke dalam bentuk data interval gimana tuh caranya…..trus sy udah baca langkah2 tadi….data aslinya sy coba random saja antara 200 sampai 300……tp pas di countif hasilnya 0 semua……gimana tuh pak……..tolong di beri penjelasan caranya untuk mengubah data ordinal dlm hal ini tentang rangking ke bentuk interval…….kirim lewat email aja pak kalau bisa di zemekhis@yahoo.com…….terima kasih sebelumnya

  4. Asslamualaikum

    Pak saya mau tanya, setelah sy tulis persis perintah/rumus2 diatas, ternyata tidak berjalan:
    dan saya menganggap ada yg aneh dengan rumus di atas:
    Misalnya :

    3. Tulis rumus =COUNTIF(A$17:A36,A4) di sel B4. Selanjutnya kopi sampai ke sel B8. ini tidak berjalan karena ada tanda , (koma) bukankah seharusnya tanda (;) titik koma

    6. Di sel D4 tulis rumus =B4/B$9. Copy sampai sel D8 mengapa ada B$9 ?

    7. Di sel E4 tulis rumus =D4+E3. Copy sampai sel E8, mengapa ada E3

    terimakasih

  5. aslm, maaf mau tanya kalau data ordinal yang sudah ditransformasi ke data interval melalui metode suksesiv interval, apakah masih perlu melakukan uji asumsi klasik seperti uji linieritas,heteroksitas dan lain-lain? atau langsung saja menghitung korelasi sederhana, berganda, regresi sederhana dan berganda serta korelasi parsial? mkasih sebelumnya

  6. 2 hari lagi ane mau ambil data pake angket gan 😦
    PLEASE HELP me gaan 😦

    ane masih bingung, skala likert tuh sebaiknya / seharus nya emang 5 tingkat (1-5 pilihan jawaban) atau gak harus? bisa juga 4 tingkat kan (1-4 pilihan jawaban) ??

    kalo Azwar katanya 1-5 dan itu umum dan yg di sarananin dosen ane.
    tapi katanya teori Hadi bisa juga 1-4 buat menghilangkan jawaban netral biar jawaban mendekati kenyataan.

    ane bingung gan harus yang mana soalnya:

    1. angket ane pure adaptasi (buatan orang) dan aselinya 1-4. kalo ngubah jadi 1-5 kan brarti jadi MODIFIKASI bukan? jadi harus tryout dll dulu sedangkan ane mau ambil data waktunya cuma besok jumat-senen ini.

    3. kalo ane gak ngikutin dosen ane (ngelawan tanpa ada rujukan teori) pas pendadaran bakal di “bantai” donk?

    gimana gan mohon pencerahannya 😦

    rujukan teori di buku apa yang 1-4 nanti ane beli.

    makasih gan sebelumnya sorry banyak banget nanya nya.

  7. Saya mau tanya tentang transformasi ini,
    Variabel depedent mnegnai presepsi di ambil data nya melalui kuesioner dengan skala likert 4, pertanyaannya terdiri dari 8 pertanyaan. sedangkan indepedent nya menggunakan data nominal. ataupun dummy. dan saya menggunakan regresi berganda

    yang ingin saya tanyakan saat uji asumsi klasik kn variabel depeden kn setidaknya harus data nominal nya.
    1. apakah transfomasi ordinal ke interval ini bisa digunakan untuk data indepedent saya?
    2. jika bisa, saat saya transformasikan data ordinal tersebut, yg di transformasikan per pertanyaan kan?
    3. setelah setiap pertanyaan saya transformasikan, apakah dari 8 pertanyaan tersebut saya jumlah kan lalu di buat rata-ratanya (di jmlhkan lalu di bagi 8)? karena saya sebenrnya masih bingung.
    jikalau di transfomasikan per pertanyaan, bagaimana saya bisa me run data klo data indepedent nya banyak (8 transfomasi data)

    sekiranya pertanyaan saya dapat di mengerti.

    Terimakasih

  8. Assalamu’alaikum Pak Junaidi…. Bila ada hasil karya apapun dari Bapak dan perlu disebarluaskan, silahkan menggunakan Blog saya Pak Junaidi…, saya juga akan merasa senang, (misalnya saja melalui kolom komentar)…..

    Terimakasih Pak Harto. Saya akan memanfaatkan kesempatan baik ini.

  9. ass. sy sdh membaca tulisan bapak ttg MSI, meskipun masi berbeda hasil hitungannya dengan hasil hitungan yg bapak dapatkan dan saya sudah melakukan tranfer ke rekening bapak tgl 9 februari untuk memesan program ORDI. Begini bapak sekarang saya sedang melakukan penelitian tentang SERQUAL dengan 5 dimensi variabel independen (tangible, reliability, tesponsiveness, assurance dan emphaty) yang dibentuk menjadi 25 item pernyataan. Menggunakan dukungan sikap 5,4,3,2,1 dan alat analisis yang saya pergunakan Ordered Logit Model. Mohon penjelasan bapak mengenai data ordinal yang sudah ditransformasi ke data interval per item pernyataan (25 item pernyataan yang terbentuk dari 5 dimensi variabel) tersebut. (1). Apakah data interval masing-masing item pernyataan harus dikelompokkan lg menjadi 5 sesuai jumlah variabel independen agar bisa di lakukan run data dengan eviews, karena ketika di regresi logit menggunakan data interval sejumlah item pernyataan (25) maka ditampilan menu eviews ordered logit muncul “overflow/muntahan” artinya tidak direspon karena kebanyakan data. (2) apakah jenis data penelitian seperti ini perlu ditransformasi ke data interval atau hanya cukup dengan menentukan modus masing-masing item pernyataan saja dan lalu dikelompokkan menjadi 5 kelompok. (3) apakah model alat analisis (ordered logit model) datanya harus ditranformasi menjadi data interval?
    Terimaksih bapak dan mohon penjelasannya.

    Penjelasan akan saya sampaikan melalui email bersamaan dengan pengiriman program. Tetapi sampai saat ini (10/3/2012) belum ada transfer dari Sdr. terimakasih

    • Ass. bapak Junaidi.,
      Mungking tranferx kemarin tidak berhasil sy mohon maaf atas ini, dan saya sudah mentranfer ulang sebesar Rp. 60.000,- pada tanggal 13 ke 14 maret 2012 pukul setengah 12 malam. program ordi sangat saya perlukan karena tanggal 19 maret 2012 saya ujian sidang. terimakasih.
      mohon jg penjelasan bapak tentang alat analisis ordered logit model. saya sudah cb mentransformasi data ke interval tetapi dengan prosedur dari masing butir skor ditentukan mode/modusnya terlebih dahulu yang bertujuan membentuk skor masing2 variabel laten ( 25 item mebentuk 5 variabel laten) contohnya dari variabel laten tangibel terdapat 4 butir pernyataan dengan skor dukungan 4 4 2 3 dan modusnya 4, dan angka 4 tersebut menjadi skor variabel laten dari dukungan sikap responden 1 dst. Kemudian skor variabel laten tersebut yang di transformasi manjadi data interval bukan skor itemnya. apakah prosedur ini dapat dibenarkan? mohon penjelasannya bapak. terimakasih.

      • mohon maaf bapak 1 pertanyaan lagi…
        Judul penelitian saya ” analisis kualitas pelayanan publik berdasarkan persepsi pelanggan”
        Variabel dependenya adalah Service quality (kualitas pelayanan) dan variabel independennya (variabel laten) adalah Tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphty.
        Apakah penentuan variabel2 tersebut dapat dibenarkan?
        terimakasih bapak. wss.

  10. oiya nama saya rio . . .
    klo bpk mw bantu hubungin no saya aj. . .

  11. ass…
    say menghitung transformasi data gk ketemu2…
    bsa tlong saya…
    nie email n no hp saya.
    th_riyues@yahoo.co.id.
    085718012070
    tks sebelumNya

  12. saya menggunakan evident based penilaiannya dgn Ya (nilai 1) dan Tidak (nilai 0) tapi bingung untuk perhitungannya tepatnya harus menggunakan teknik perhitungan apa ya? yang dicari nantinya gap analysis ada prioritas pengerjaan dari setiap poin. mohon pencerahannya.. terima kasih sebelumnya.

  13. Ass.wr.wb. Pak, blog ini sangat bermanfaat sekali…

    saya mau tanya pak, kuesioner saya terdiri dari 4 variabel. setiap variabel pertanyaannya ada yang 4, ada yang 5 dan 7.
    kuesioner saya menggunakan skala likert dengan skore 1,2,3,4,5.

    Contoh :
    Var X1
    Pert 1= 5
    Pert 2= 3
    Pert 3= 3
    Pert 4= 4
    Pert 5= 3

    bagaimana caranya menggabungkan score setiap pertanyaan yang ada dalam 1 variabel, sehingga 1 variabel tersebut hanya memiliki satu score saja……(apakah tinggal dijumlah lalu dirata2 kan?)

    terus….
    apakah mengubah data ordinal ke intervalnya dilakukan setelah menggabungkan score masing2 pertanyaan, atau sebelumnya..

    Mohon penjelasannya ya pak….terima kasih banyak…. 🙂
    Wass.wr.wb.

    Penggabungan dilakukan setelah data ditransformasi

    • pertanyaan saya sama nih dengan saudari Yulie

      bagaimana caranya menggabungkan score setiap pertanyaan yang ada dalam 1 variabel, sehingga 1 variabel tersebut hanya memiliki satu score saja……(apakah tinggal dijumlah lalu dirata2 kan?)

      mohon jawaban pencerahanya ya pak?

      Kalau kita berasumsi setiap pertanyaan memiliki bobot yang sama dalam variabel, caranya ya seperti itu. Tetapi kalau kita punya asumsi lain, misalnya bobotnya (tingkat kepentingannya) tidak sama dalam variabel, maka harus dikali dulu dengan bobot yang diasumsikan tersebut, baru kemudian dijumlah dan dirata-ratakan.

  14. 4
    4
    3
    4
    2
    3
    3
    4
    3
    3
    3
    4
    4
    4
    3
    dimasukkan pada rumus diatas tidak terdifinisi. Mhn penjelasannya.Tks

  15. makasih pak ilmunya….

    btw, saya mau tanya transformasi data dari ordinal ke interval itu sebelum uji validitas dan reliabilitas apa sesudahnya??

    tmksh

    ipmawan bachtiar –Unsoed Purwokerto

    Sebelum kita melakukan transformasi data

  16. Ass. Pak…
    pak mau tanya klo yg memang tdk ada yg menjawab atau kosong masa hrs di isi 1(catatan: minimal untuk setiap skore ada 1 nilai). dan klo tdk nilainya #NUM!, jd sebaiknya gimana ? apa sy hrs mengisi nya minimal 1?
    Harap balasannya pak

  17. Assalamualaikum..
    Slm kenal Pak, saya mahasiswi FAPERTA yg sdang menyelesaikan skripsi, data saya semuany (mortalitas hama) dalam bentuk persentase(0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,dan 100 %) sebelumny saya menggunakan rumus ARCSIN akar x+0.5 dengan rumus excel sbb = ASIN(SQRT((0/100)+0.5))) apakah benar rumus yg saya gunakan pak ? karena ketika saya memasukan nilai x dari 0-50% hasil nya bisa didapat… namun ketika saya memasukan data x (dari 60% s/d 100%) hasilny #NUM! (dihitung dengan kalkulator pun hasil ny Math error) Mohon penjelasannya pak…Terimakasih byk

    Wasalam

  18. ASsalamualaikum Wr. Wb

    Slm kenal Pak, saya mahasiswi FAPERTA yg sdang menyelesaikan skripsi, data saya semuany (mortalitas hama) dalam bentuk persentase(0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,dan 100 %) sebelumny saya menggunakan rumus ARCSIN akar x+0.5 dengan rumus excel sbb = ASIN(SQRT((0/100)+0.5)) apakah benar rumus yg saya gunakan pak ? karena ketika saya memasukan nilai x dari 0-50% hasil nya bisa didapat… namun ketika saya memasukan data x (dari 60% s/d 100%) hasilny #NUM! (dihitung dengan kalkulator pun hasil ny Math error) Mohon penjelasannya pak…Terimakasih byk

    wasalam

  19. pAK, terima kasih, bermanfaat sekali utk saya. saya akan tanya, jika pake software MSI, kan langkahnya add-ins, sucesive interval dll..kan ntar muncul yg sudah d MSI. contoh variabel X1 jumlah pernyataan 10. nanti yg masuk k SPSS itu di AVERAGE atau di SUM ya pak? dari yg sudah d MSI. jazakumullah pak

  20. Bapak saya mau bertanya,,saya menggunakan langkah2 yg bapak berikan diatas,tetapi pada langkah ke-12 tidak berhasil..hasilnya tidak muncul pak??apakah ada saran dari bapak,,terimakasih pak.

    Coba perhatikan lagi rumusnya, apakah sudah tepat? Terutama jumlah tanda kurungnya

  21. salam kenal pak.. saya riska mahasiswi univ.udayana..
    tulisan Bapak sangat bermanfaat bagi saya.. tetapi saya msh bingung dalam mentransformasikan ke dalam skripsi saya , saya menggunkan variabel Y1 (dengan 10 butir pertanyaan), x1 ( 5 butir pertanyaan), yang ingin saya tanyakan, apakah menstransformasikan data ordinal k skala interval tersebut per pertanyaan atau per variabel??
    terimakasih

    Transformasi dilakukan per pertanyaan

  22. pak saya mau tanya,,,

    penelitian skripsi saya itu penelitian korelasi,,
    yang saya tanyakan ,,
    kan kolerasi pnlitian saya varibel 1 pake skala interval
    kmudian variabel 2 pake skala ordinal,,
    bagaimana analisis datanya,,,
    apakah variabel 2 harus di transformasi dlu menjadi skala interval?
    terima kasih pak,,

  23. pak saya mau minta bantuannya..data skripsi saya ordinal dan rasio..apakah bisa dipakai metode yg bapak jelaskan?mohon pencerahannya pak..trima kasih..

  24. maaf pa jun, sy sedang menyusun tesis,sy ingin menanyakan jika dimasukkan dalam spss,total skor yang dimasukkan ke spss apakah penjumlahan dari hasil MSI (yang berarti angka sudah menjadi desimal),atau tetap menggunakan angka penjumlahan asli (angka bulat,tidak berupa desimal)?terima kasih banyak pak

    Tentunya yang dimasukkan adalah penjumlahan dari hasil MSI

  25. makasih buanyak pak… bisa minta nomor HP? saya di UNJA mendalo

  26. pak apa alasan skala likert menggunakan skala 1 sampai dengan 5?

  27. Asslm..
    Pa,saya sedang mengolah kuesioner data ordinal dengan skore 1-5.
    Tapi masih bingung dengan transformasi data ordinal ke interval di atas pada point 1.Ketik data asli di kolom A mulai dari baris 17 (atau sel A17) sampai baris 36 (sel A36)..
    yg dimaksud data asli itu yg mana ya pak???
    apakah data tiap item atw total skor tiap responden??
    kuesioner yg saya gunakan jumlah itemnya ada yg 60 ada jg yg 50…respondennya berjumlah 24 org.

  28. Assalamualaiqum pak..,
    maf.. mw nanya, sy sedang melakukan penelitian terhadap penerapan manajemen mutu konstruksi gedung terhadap owner, konsultan, dan kontraktor. dan saya juga menggunakan skala likert sebagai alat pengukurnya. apakah bisa saya menggunakan jenjang pernyataan sbb :
    1 = tidak pernah
    2 = jarang
    3 = kadang-kadang
    4 = sering
    5 = sangat sering
    mohon tanggapan n sarannya.

  29. Asslm..
    Pa,saya sedang mengolah kuesioner data ordinal dengan skore 1-5.
    Tapi masih bingung dengan transformasi data ordinal ke interval ini,soalnya disebutkan diatas (catatan: minimal untuk setiap skore ada 1 nilai). Tp hasil kuesionernya tidak semua skore ada nilainya. Hasil kuesionernya hanya berkisar 2-3-4-5 saja.
    mohon penjelasannya..
    Terima kasih..

    Tidak masalah dengan data tersebut. Tetapi usahakan jangan sampai hanya ada dua angka saja untuk tiap-tiap pertanyaan yang terisi. Misalnya, responden hanya menjawab setuju dan sangat setuju saja, sedangkan pilihan lainnya tidak ada yang mengisi.

  30. Ass………..
    Makasih banyak pak untuk semua ilmunya, alhamdulillah berkat bantuan Bpk akhirnya saya bisa menyelesaikan permasalahan skripsi saya. Sekarang saya udah lulus 11 desember 2009 lalu. Makasih bnyak pak……

    Alhamdulillah. Semoga bisa memanfaatkan ilmunya dengan baik

  31. terima kasih pak ilmunya …..
    baru ngeuh sekarang cara transformasi data ordinal menjadi interval.
    semoga amal baiknya menadpat ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Amin ….

    Amin

  32. saya mau bertanya,,apakah setiap data ordinal yg mau diolah untuk menghtung uji asumsi klasik,regresi berganda,determinasi,dll harus dirubah mnjadi data interval??
    kenapa?
    trims

    Salah satu prinsip pengolahan data adalah alat analisis yang digunakan harus sesuai dengan skala data yang dimiliki. Kalau regresi memang syaratnya adalah minimal skala interval. Tapi skala ordinal, bahkan skala nominal juga bisa dipakai untuk regresi. Tapi dengan perlakuan tertentu (misalnya dijadikan variabel dummy, dan lainnya). Jadi ketika menggunakan alat analisis, pelajari dulu syarat datanya

  33. Salam Kenal Mas Junaidi. Bagus bgt blognya dan sangat bermanfaat buat saya yg awam dgn dunia statistik.

    Mas Junaidi, ada 1 hal yg ingin saya tanyakan berhubung di kantor kami ingin mengubah kuesioner pelanggan. Namun tampaknya saya sulit menyesuaikan konversinya antara kuesioner lama dan yg baru.

    Kuesioner lama menggunakan skala spt ini :

    40 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

    dimana :
    0-50 (Kurang); 51-60 (Sedang) ; 61-70 (Cukup) ; 71-80 (baik); 81-100 (Baik Sekali)

    Sedangkan kuesioner baru menggunakan skala spt ini :
    1 2 3 4 5

    dimana :
    1 (Sangat Buruk)
    2 (Buruk)
    3 (Cukup)
    4 (Baik)
    5 (Baik Sekali)

    Pertanyaannya:
    Kami punya target/sasaran instansi masih pakai skala lama. Misalnya target adalah 70%. Tapi kuesioner pakai skala yg baru. Katakanlah utk item pertanyaan tertentu, rata-ratanya 3.5. Kalau dikonversi ke skala lama jadi brp dan bagaimana cara konversinya?
    Terima kasih

    Menurut saya, ada dua cara yang bisa kita lakukan:
    Cara Pertama: konversikan nilai skala baru dengan nilai tengah pada skala lama. Skala 1 dikonversikan ke nilai tengah 0 – 50 (yaitu 25). Skala 2 dikonversikan ke nilai tengah 51 – 60 (yaitu 55,5 atau bisa juga dibulatkan jadi 55). Skala 3 ke nilai tengah 61 – 70 (65,5). skala 4 ke nilai tengah 71-80 (75,5) dan skala 5 ke nilai tengah 81 – 100 (90,5). Kemudian kalau pada skala baru rata-ratanya 3,5, maka konversi ke skala lama menjadi (65,5 + 75,5)/2 = 70,5
    Cara Kedua: Hitung rata-rata nilai pada masing-masing skala lama berdasarkan isian yang pernah dilakukan pelanggan pada waktu skala lama diterapkan. Misalnya pada skala cukup, rata-rata nilainya 68, pada skala baik rata-rata nilainya 72. Maka konversi skala 3 pada skala baru adalah 68 dan konversi skala 4 adalah 72. Kemudian kalau pada skala baru rata-ratanya 3,5, maka konversi ke skala lama menjadi (68 + 72)/2 = 70

  34. Aslkm pak,

    saya sedang penelitian tesis, tentang kualitas layanan (servqual).
    saya mau tanya, skala yang saya gunakan adalah semantik differensial (1-7), apakah ini termasuk skala ordinal atau interval?, jika ini skala ordinal bagaimana cara merubahnya menjadi interval, sementara dari artikel dan program excel yang saya dapat skalanya 1-5,
    mohon penjelasannya pak,

    trimakasih,
    waslkm wr wb

    Ada yang berpendapat skala semantik diferensial adalah skala interval (saya berpendapat sama dengan ini). Tapi ada juga yang menggolongkan pada skala ordinal. Kalau anda berpendapat itu adalah skala ordinal, untuk rumus Excelnya, rumus diatas harus disesuaikan lagi menjadi skala 1 – 7. Tapi kalau mau program yang siap pakai (bisa mentransformasi sampai skala 1 – 10) ada program ORDI. Lihat penjelasannya di sini

  35. pak mau nanya lagi..skripsi sy skrg lg mentok di kuesioner setiap butir pernyataan disertai dengan 5 pilihan jawaban yang diberi bobot 1 sampai 5. Jawaban sangat setuju (SS) memiliki bobot 5, jawaban setuju (S) memiliki bobot 4, jawaban ragu-ragu (SS) memiliki bobot 3, jawaban tidak setuju (TS) memiliki bobot 2 dan jawaban sangat tidak setuju (STS) memiliki bobot 1. dosen sy maunya jawaban dari pertanyaan itu yang menyatakan frekuensi. misalnya klo pertanyaannya seperti : seberapa sering, kira-kira jawabanya apakah seperti yang diatas atau bagaimana pak?? tolong minta penjelasannya

    TERIMA KASIH

    Alternatif 1:
    Jawaban sangat sering (SS) memiliki bobot 5, jawaban sering (S) memiliki bobot 4, jawaban frekuensi normal (N) memiliki bobot 3, jawaban jarang (J) memiliki bobot 2 dan jawaban sangat jarang (SJ) memiliki bobot 1
    Alternatif 2: Tanyakan saja langsung berapa kalinya sesuatu itu dilakukan. Pengelompokan dilakukan belakangan setelah seluruh kuesioner diperoleh
    Alternatif 3: Beri lima pilihan jawaban, untuk setiap pilihan jawaban langsung diberi frekuensinya. Misalnya 10 kali (bobot 5), 8 kali (bobot 4) dstnya

  36. cmau tanya dung…
    cara transformasi data ordinal ke interval kaya gimana…. masih binguuung nechhh….

    Coba lihat penjelasannya pada tulisan saya berikut ini

  37. mau nanya pak,,beda uji hipotesis satu sisi(one tail) dan dua sisa(two tail) apa? trus kpn kita memakai one tail dan kapan kita memakai two tail?

    terimakasih sebelumnya atas penjelasannya

    Uji hipotesis satu sisi (satu arah) artinya kita menguji hipotesis hanya pada satu sisi (sisi negatif atau sisi positif). Sedangkan hipotesis dua sisi (dua arah) artinya kita menguji hipotesis pada dua sisi (negatif dan positif). Contoh hipotesis satu sisi: Diduga pendidikan berpengaruh positif terhadap penghasilan. Ini artinya kita hanya menguji sisi sebelah kanan (bagian positifnya). Contoh hipotesis dua sisi: Diduga umur berpengaruh terhadap penghasilan. Ini artinya kita menguji dua sisi (bisa positif ataupun negatif). Karena menurut teorinya umur bisa berpengaruh positif terhadap penghasilan (karena meningkatnya umur meningkatnya pengalaman kerja), tetapi juga bisa saja berpengaruh negatif (karena meningkatnya umur menyebabkan kemampuan fisik untuk bekerja semakin berkurang).
    Kapan kita menggunakan satu sisi atau dua sisi ?
    Kalau teori/logika/pendapat menyatakan hanya ada pengaruh positif atau negatif saja, maka gunakan satu sisi. Tapi kalau teori/logika/pendapat menyatakan pengaruhnya bisa positif atau negatif, ya gunakan dua sisi.

    • makasih pak atas penjelasannya,,untuk saat ini lumayan ngerti… ntar klo ada yang nggak ngerti lagi pasti sy nanya lg..hehe

      MAKASIH

  38. pak, saya mau tanya. salah satu varabel IV saya berskala tidak pernah-jarang-kadangkadang-sering-sangat sering.
    skala sperti itu apakah dapat disebut interval pak?

  39. serius…its really helping my self…
    thanks alot…

    thanks

  40. alhamdulillah… akhirnya ada tulisan bapak mengenai MSI ini.soalnya saya hampir pusing bagaimana cara menghitung metode MSI ini.mudah2an tulisan bapak ini bisa banyak memberikan manfaat untuk semuanya..trima kash bnyk y pak atas informasinya mengenai langkah2 dalam MSI ini.

    Ya, sama-sama

  41. Assalamualaikum pak, makasih cara untuk transformasi data ordinal ke data interval melalui rumus2 di excel, tapi ad beberapa pertanyaan dari saya pak, jika jumlah data yang ada adalah 40 responden dan nilai yang ada skor 5 ada 30 dan skor 4 ada 10 maka dalam transformasi menggunakan excel menghasilkan hasil N/A pak, jadi hasilnya ga ada. akhirnya saya rubah beberapa anggka dengan memunculkan anggka 1 dan 2 hingga hasil intrval dari ordinal ke rasio ada nilainya, kenapa hal itu terjadi pak terimakasih… wassalamualaikum wr.wb

  42. Alhamdulillah.
    Terima kasih Bapak, atas ilmunya, semoga sukses selalu buat Bapak dan keluarga.

    Terimakasih kembali

  43. Dear Bro,

    Your writings are great and very helpful. Keep up the excellent work! Looking forward to seeing for the up-to-dated info!

    Regards,

    Donald

  44. pa maaf tapi setelah saya coba setiap langkah yang bapa berikan, pada tahap 11 ko tidak bisa keluar hasilnya! mohon jawabannya terima kasih

    Coba download file excel yang saya berikan yang sudah berisi rumus-rumus dari tulisan diatas. Coba bandingkan dengan yang Milla buat. Mungkin ada salah ketik rumusnya

  45. salam kenal pak! saya ada permasalahan dalam penelitian nih pak. kebetulan saya menggunakan skala likert poin 1-4 tapi yang menjadi pertanyaan penguji yaitu alasan mendasar kenapa menggunakan point 1-4 dan tidak 1-10. nah mohon bantuannya pak untuk menjelaskan. tapi alasan dari pertanyaan tersebut hanya ingin mengetahui justifikasi daripada pengambilan point 1-4. terimakasih pak!

  46. apakah ada skala likert dengan menggunakan 10 alternatif jawaban ? mohon infonya ….

    Tidak masalah sih mau berapapun. Tapi apa tidak kebanyakan 10 itu. Nanti susah analisisnya

  47. saya hanya ingin berterima kasih banyak atas

    Ya, sama-sama

  48. salam pak, saya mau tanya.
    cara menghitung r tabel secara manual itu gmn?
    soalnya dosen saya meminta saya untuk mencari r tabel dengan manualnya..
    terimakasih atas bantuannya…

    Silakan lihat tulisan ini

  49. Scatter plot adalah tampilan output dari analisis regresi linier/PATH dlm bentuk grafik. Sblum kita menganalisis, pada SPSS –> Analys –> regresi –> Linier –> Plots (Y=ZRESID, X=SRESID, lalu centang semua Standardized Residual Plots). Nanti dari itu akan ada grafik scatter plotnya. Maksudnya apa ya pak?
    Terimakasih

    Perintah tersebut akan menghasilkan grafik yang menggambarkan titik-titik residual regresi (studentized dan standarized). Penjelasannya agak sedikit panjang. Mudah-mudahan nanti ada kesempatan membahasnya dalam postingan

  50. Ass…
    Rul datang Lagi ni Pak!!
    Skrng yang ingin saya tanyakan:
    1. Kenapa dalam aplikasi transformasi data dengan excel ini dimulai dari sel A17 untuk data ordinalnya?
    2. Dalam analisis Path terdapat Scater Plot, bagaimana cara mengartikannya?
    Terimakasih banyak Pak…………

    Jawab:
    1. Tidak ada aturannya, kenapa harus di sel A17. Itu hanya sekedar agar lebih leluasa saja membuat rumus-rumus di baris atasnya.
    2. Maaf, scatter plot yang mana ? Saya belum mengerti maksudnya

  51. Ass.Wr.Wb

    Salam kenal Pak. Saya Nurul mhsiswi Agribisnis UNEJ yg saat ini mengerjakan skripsi tentang Analisis Path dengan menggunakan 7 variabel bebas dan 2 variabel intervening. Data saya ordinal mau saya rubah ke interval dengan kuisioner menggunakan skala likert antara 1-3. Pada kuisioner, tiap variabel (misalnya variabel ketersediaan sarana produksi) memiliki 6 buah pertanyaan dengan skala likert. saya masih bingung Pak
    1. Bagaimana caranya merubah data ordinal saya ke interval jika skala yg saya gunakan 1-3 bukan 1-5 spt pd contoh Bpk?
    2. Dari hasil kuisioner, bagaimana cara menghitung atau merubah data saya menjadi interval pada masing-masing variabel bebas saya? Apakah dari ke-6 jawaban pada tiap-tiap variabel bebas itu saya intervalkan satu-satu atau dirata-rata dulu baru di intervalkan?

    Saya harap penjelasan lebih lanjut dari Bpk krn akan sangat membantu saya.

    Trimakasih. Wassalam

    1. Caranya sama saja. Hanya rumus Excelnya saja disesuaikan menjadi hanya untuk tiga kategori.
    2. Di intervalkan dulu, baru dirata-ratakan

  52. Assalamu’alaykum pak junaidi,
    saya sedang melakukan penelitian dengan menggunakan skala likert dan rencananya akan di olah menggunakan metode analisis faktor menggunakan SPSS, apakah data saya harus di transformasi dulu menjadi data interval sebelum dimasukkan ke SPSS ataukah sesuai data aslinya?
    mohon penjelasannya, terima kasih.

  53. Salam kenal pak Junaidi, saya senang membaca tulisan bapak….

    Salam kenal kembali Pak. Terimakasih sudah berkunjung. Terimakasih juga atas apresiasinya terhadap tulisan-tulisan di blog ini

  54. assalamu’alaikum…
    salam sejahtera pak Junaidi.
    pak, terima kasih atas ilmunya….

    Ya, sama-sama

  55. pak, saya mau tanya…apa cara perhitungan data ordinal dengan skala tinggi-sedang-rendah cukup dengan penjumlahan secara manual……

    Sebagaimana yang dikemukakan pada pembahasan diatas, data ordinal secara prinsip tidak bisa dijumlah, dikurangi, dibagi, maupun dikali. (Kecuali kita memiliki alasan yang kuat bahwa data ordinal yang kita miliki memiliki karakteristik yang setara dengan data interval atau rasio)

  56. Pak, saya sedang akan menggunakan MSI untuk skripsi saya. Tapi skala yang saya gunakan adalah 1-7 semantic differential. Bagaimana saya bisa menggunakan excel untuk skala ini pak? Mohon bantuanny sekali. Terima kasih

  57. Wah program kecil yang sangat membantu pak.
    Maaf pak mohon bantuannya, ada beberapa hal yang membuat saya risau. Masalah kontroversi skor dari skala Likert apakah ordinal atau interval.
    Saya seorang mahasiswa psikologi yang sedang skripsi, instrumen penelitian yang saya buat berupa skala likert. Variabel X menggunakan skala likert dengan 5 bentuk responsi (sangat setuju, stuju, etc), sedangkan variabel Y menggunakan 11 responsi.
    Saya tidak melakukan pembobotan, saya berasumsi bahwa data yang saya peroleh adalah data interval, walaupun pada dasarnya skor yang diperoleh dari skala likert adalah ordinal, adapun alasan saya mengatakan data saya adalah interval antara lain:

    1)Rensis Likert pada akhirnya tidak melakukan pembobotan (MSI) terhadap skor yang diperoleh dari skala yang ia buat, alasannya setelah ia mengkorelasikan antara raw score dengan skor hasil pembobotan, menunjukkan korelasi yang sangat tinggi antara kedua skor tersebut (0.9). (Bahkan saya sendiri juga melakukannya pada saat uji coba instrumen, dan hasilnya juga sekitar 0.9)
    2)Guilford menyatakan pada dasarnya skor2 hasil pemeriksaan atau tes psikologi adalah ordinal. Namun ia menambahkan, data-data ordinal tersebut dapat dinyatakan sebagai interval apabila data tersebut terbukti berdistribusi normal.

    Setelah melalui tes normalitas, data penelitian saya berdistribusi normal. Dan dengan hasil ini saya berpendapat data saya adalah interval. Namun saya masih kurang yakin, saya minta pendapat bapak mengenai masalah ini, apakah pendapat saya salah? dan haruskah saya memakai uji nonparametrik? karena penelitian yang saya lakukan pada dasarnya ingin meramalkan sifat-sifat dari suatu populasi, sedangkan jika saya memakai uji nonpar, maka generalisasi yang saya tarik terbatas pada sampel penelitian.

    Memang sampai sekarang masih terjadi perdebatan mengenai hal tersebut (meskipun ada pakar statistik yang menyatakan bahwa di Amerika sana, perdebatan tersebut sudah selesai. Tapi saya belum ketemu sumbernya). Perdebatan memang berkisar pada apakah data ordinal bisa menyerupai karakteristik data interval, yang merupakan syarat untuk penggunaan peralatan dan uji-uji statistik tertentu.
    Menurut saya, kalau kita bisa meyakinkan bahwa data ordinal kita sudah mampu menyerupai karakteristik data interval (tentunya melalui pengujian-pengujian tertentu, misalnya seperti yang Mas lakukan), maka sah-sah saja memperlakukan data ordinal sebagai data interval. Tapi sekali lagi, tentunya kita harus yakin bahwa data ordinal yang kita punyai benar-benar memiliki karakteristik data interval. Kalau tidak, jangan dipaksakan, karena hal tersebut akan menyebabkan kesimpulan pengujian kita menjadi keliru.
    Posisi saya untuk perdebatan tersebut (mungkin keliru ya) adalah, memperlakukan data ordinal sebagai data interval sifatnya kasuistis tidak generalistis. Artinya tergantung dari karakteristik data yang kita miliki tersebut.
    Salam, semoga bisa membantu

  58. pak, saya mau nanya apa bedanya data dan skala?apa MSI (method of successive interval) itu mengubah skala dan data juga atau gimana?karena ada dosen saya berpendapat bahwa MSI itu hanya mengubah skala bukan data?

    MSI memang merubah skala pengukuran data dari ordinal ke interval. Apakah merubah data ? Kalau maksudnya merubah data yang besar jadi kecil atau sebaliknya, ya tidak. Tapi kalau merubah angkanya ya. Apa beda data dengan skala ? Yang kita maksud skala disini adalah skala pengukuran dari data. Jadi kalau data dilihat dari skala pengukurannya, maka dapat dibagi atas data nominal, ordinal, interval dan ratio.

  59. pak, saya mau tanya, kalau uji validitas dengan SPSS menggunakan analisis faktor, bisa ya? dengan KMO…
    syarat2 dikatakan valid itu apa ya pak?

    lalu, bila uji validitas dengan analisis bivariat (korelasi rank spearman), untuk tahu valid/tidaknya dengan membandingkan r tabel dan r hitung ya pak?cara menghitung r tabel bagaimana pak ?(data ordinal)..
    lalu syarat validnya bila r tabel > r hitung ya pak?

    terima kasih pak

  60. pak, bagaimankah meng regresikan var dependent dengan skala 3 dan variabel independent dengan skala 5, untuk mengetahui uji t dan uji F nya.. apakah harus menggunakan software tertentu juga? ditambah lagi dengan variabel moderating dengan skala 2. Trimakasih sekali pak atas jawabannya, ini sangat berguna dalam tesis saya..

    Mungkin bisa lebih diperinci kerangka pemikiran hubungan antar variabelnya sehingga saya bisa memberikan saran yang lebih pas. Tapi dari karakteristik data dan variabelnya, secara umum mungkin lebih tepat jika menggunakan model SEM (Structural Equation Modelling). Softwarenya LISREL. Lihat beberapa tulisan saya di blog ini mengenai hal tersebut

    • terimakasih pak atas jawabannya..
      apakah bisa hanay dengan menggunkan software Excl dan SPSS saja?Kerangkanya seperti ini pak :
      X—->Y
      ^
      M
      Trimasih atas bantuannya..

      Sebenarnya bisa pakai Excel atau SPSS. Tapi prosedurnya agak berbelit-belit. Sebaiknya gunakan program LISREL saja. Lihat beberapa tulisan saya disini mengenai hal tersebut

  61. Terima kasih responnya Pak Junaidi,

    Berikutnya saya berikan frekuensi dari hasil yang saya hitung yaitu :

    katagori frekuensi
    1 0
    2 0
    3 40
    4 61
    5 15
    sehingga total respondennya 116 .
    Demikian, saya sangat berterima kasih kepada Bapak dapat memberikan solusi yang lebih.

    Sengaja saya postingkan satu tulisan mengenai perhitungan manual untuk menjawab pertanyaan ini. Silakan klik disini

  62. Salam hormat dan salam kenal untuk Bapak Junaidi

    Saya sejak lama mencari program untuk menaikkan skala ordinal ke interval dan ternyata saya temukan di dalam artikel Bapak.
    Hampir sama dengan pertanyaan saudara Erlangga Putra yaitu bagaimana dengan jawaban responden yang tidak memilih skala 1 dan 2 sehingga menjadi kosong. Sedangkan dalam contoh kasus di artikel bapak menunjukkan skala 3 dan 4 yang kosong.
    Pertanyaannya adalah apakah rumus-rumus excel yang Bapak buat untuk skala 3 dan 4 yang tidak terkumpul datanya, apakah dapat digunakan juga pada skala 1 dan 2 yang tidak terisi.atau kosong ?
    Setelah saya mencoba dengan rumus-2 di excel dalam artikel Bapak dan saya mencoba juga dengan cara manual untuk menaikkan skala ordinal ke interval dengan skala 1 dan 2 tidak terisi hasilnya ada perbedaan.
    Perbedaannya hasilnya sebagai berikut :
    Cara Manual Contoh kasus di Artikel
    1 = 0 1 = 0
    2 = 0 2 = 0
    3 = 1 3 = 1
    4 = 2.0499 4 = 2.3679
    5 = 4.9896 5 = 3.6982

    Demikian, saya mohon dengan hormat komentar Bapak atau memberikan solusi untuk saya karena saya sangat membutuhkan rumus ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih

    Rumus tersebut bisa dicobakan untuk kasus 1 dan 2 yang kosong. Dari pengamatan sekilas terhadap hasil manualnya, saya sedikit ragu. Terutama karena jarak antara skala 4 dan 5 yang terlalu jauh (hampir 3 yaitu dari 2,0499 – 4,9896). Dari beberapa latihan yang pernah saya coba, biasanya jaraknya tidak sampai 2 dari satu skala ke skala berikutnya. Kalau bisa, coba berikan pada saya berapa frekuensi untuk masing-masing kategori, biar saya coba hitung ulang secara manual.

  63. Salam kenal, pak.
    Saya mau tanya, kita bisa ga menentukan bobot tiap kriteria dari hasil skala likert? Kalau bisa, dengan metode apa?
    Terima kasih sebelumnya.

    Penentuan bobot untuk skala likert biasanya ditetapkan oleh peneliti dalam definisi operasional variabelnya. Agar penelitiannya bisa diperbandingkan, maka penetapan bobot tersebut dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang senada dengan penelitian yang dilakukannnya.

  64. Pak, apakah cara kerja MINITAB sama dengan cara kerja trnsformasi data dengan excel yg bapak jelaskan?

    Ya, sama

  65. Assalamu’alaikum, Saya Dadang Zulfikar……Pak Jun saya sangat tertarik dengan tulisan bapak tentang transformasi data ordinal ke interval dengan Excel, saya sedang menyusun tesis tentang kepuasan nasabah..dgn variabel x1..x6, skala likert, menggunakan path analysis,jml responden 100, untuk mengukur tingkat kepuasan saya menggunakan kuesioner, masing masing responden mendapat 60 pernyataan dimana 30 buah pernyataan berupa harapan (expectation) atas pelayanan dan 30 buah pernyataan tentang tanggapan / yang dirasakan ( percieved). jadi datanya terdiri dari X1…X6 Expectasi(E) dan X1…X6 Percieved(P) serta variable Y (Kepuasan) yang di peroleh dari selisih antara variabel X Expectation dan variabel X Percieved) yang di tanyakan untuk variabel Y, apakah (E) di successive lalu (P) di successive terlebih dahulu kemudian di selisihkan dan hasilnya = Y, atau E – P = Y lalu hasilnya di transformasi ke data interval, atau bagaimanakah seharusnya mentransformasi ketiga data tersebut ? terima kasih..

    Kalau anda tanyakan pada beberapa orang lainnya, jawaban pertanyaan ini pasti akan sangat beragam, karena perbedaan pandangan mengenai memperlakukan data skala ordinal.
    Kalau pendapat saya, skala ordinal, sesuai dengan sifatnya tidak boleh dioperasikan secara matematik dalam bentuk penjumlahan,pengurangan, perkalian,pembagian. Karenanya, menurut saya, sebaiknya seluruh data ordinal tersebut succesive kan terlebih dahulu, baru dilakukan operasi-operasi pengerjaaan matematik lainnya (tambah,kurang,kali,bagi dan lainnya).

  66. Terima kasih artikelnya, pak.
    Saya mau tanya, saya lagi bikin skripsi tentang pemilihan kriteria seleksi karyawan. Nah saya menggunakan skala likert kaya gini (soalnya merupakan pendapat managernya)
    1=sangat tidak penting
    2=tidak penting
    3=berguna tetapi tidak terlalu penting
    4=penting
    5=sangat penting

    kemudian saya kan mau cari kriteria yang mau dipilih pake rataan (mean) buat hipotesisnya, tapi likert adalah skala ordinal kan? Bisa ga dipake rataannya.
    Saya liat skripsi punya senior, disana dia pake skala likert pas kuesioner tahap I buat cari peringkat kriteria kemudian pas mau di uji rataan, dia ambil lagi data pake kuesioner tahap II dengan skala
    0-29=sangat tidak penting
    30-39=tidak penting
    40-49=biasa-biasa saja
    50-69=penting
    70-100=sangat penting
    yang di atas ini berarti skala interval ya, pak? Apa begitu cara ubah skala likert (ordinal) ke skala interval? Dengan cari data lagi pake kuesioner tahap II. Saya bingung karena disitu ga ditulis berdasarkan buku apa.
    Terima kasih sebelumnya, Pak.

    Apakah skala ordinal bisa dirata-ratakan ? Ini sudah menjadi perdebatan klasik diantara akademisi kita. Perdebatan tersebut terutama terkait dengan apakah data ordinal dapat diperlakukan seperti data interval ?
    Ada yang menyatakan boleh, ada yang menyatakan tidak boleh. Ringkasan perdebatan tersebut, silakan klik tulisan ini Treating Ordinal Scales as Interval Scales: An Attempr To Resolve the Controversy
    Posisi saya, berada diantara dua pendapat tersebut. Kalau tidak sangat terpaksa sekali, mengapa kita harus memperlakukan skala ordinal menjadi skala interval. Toh banyak, alat analisis statistik yang tersedia dan sesuai untuk skala ordinal tersebut.
    Peralatan statistik yang umum dan sesuai dengan skala ordinal adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
    Cara merubah dari skala ordinal ke interval seperti yang disebutkan diatas, saya juga belum ketemu referensinya. Yang baru saya tahu hanya dengan metode MSI ini (catatan: ini revisi jawaban saya sebelumnya)

  67. pak, saya ingin menggunakan skala likert dalam skripsi saya…
    dengan interval 1-5…….
    tapi saya tidak perna menggunakan skala likert…..
    saya inggin mengukur tingkat pengetahuan dan respon nelayan terhadap rehabilitasi hutan mangrove…..
    bagaimana ya menganalisis datanya…???
    mohon bantuan dong……..

    Kayaknya lebih sesuai jika anda menggunakan statistik non-parametrik untuk melihat keterkaitan variabel tersebut. Banyak cara pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik yang bisa anda lihat dibuku-buku statistik non-parametrik

  68. pak, saya ingin menggunakan skala interval 1-10 untuk pengukuran sikap, adakah teorinya ??? dan apa nama skala itu??? soalnya,menurut teman saya (dalam skripsinya menggunakan skala interval 1-10) yang sedang nunggu wisuda, skala interval 1-10 itu merupakan pengembangan dari skala Likert, teman saya menyebut nama skalanya interscaling, apa benar ada??? terimakasih atas penjelasannya

    Maaf, saya belum pernah mendengar istilah interscaling. Skala likert yang diciptakan oleh Rensis Likert tahun 1930 an, aslinya memang 5 kategori, tetapi bisa saja dengan 10 kategori. Tetapi beberapa studi menemukan bahwa skala likert yang lebih dari tujuh kategori adalah terlalu banyak dan akan menyulitkan responden dalam menempatkan pilihannya.

  69. saya sedang mengerjakan peneltiaan melalui skala likert dengan rentang 3 skala (1 s.d. 3), berdasarkan buku yang saya baca, skala likert merupakan data ordinal. penelitian saya ingin mengetahui “hubungan budaya kerja dan motivasi kerja dengan peningkatan pelayanan” apakah saya perlu menaikkan tingkat pengukuran ordinal ke skala interval?

    Tergantung alat analisis yang digunakan. Kalau alat analisisnya mensyaratkan minimal harus data skala interval, ya, memang perlu ditransformasi ke skala interval. Kalau tidak, ya, tidak perlu. Tetapi, menurut saya, sebaiknya kalau data kita skala ordinal, pilih saja alat analisis yang sesuai dengan skala tersebut.

  70. Baru bbrp bulan ini saya menyentuh statistik … tertarik dengan MSI untuk TA saya. Saya ada sedikit pertanyaan terkait MSI. Dalam proses input data hasil transformasi berbentuk pecahan (misal 79,55 atau 72,45) yang merupakan total skor yang didapat dari jawaban tiap2 responden, pertanyaannya : apakah data yang akan diinput (harus) dibulatkan dulu (misal 79,55 >> 80; 72,45 >> 72) atau dibiarkan tetap sebagai pecahan dan langsung dilanjutkan ke proses analisis selanjutnya? Mohon pencerahan.. Terima kasih…

    Saya kurang mengerti maksudnya. Apa yang dimaksud dengan total skor tersebut? Apakah maksudnya sekelompok pertanyaan yang diajukan kepada responden, hasilnya dijumlah. Atau, pertanyaan yang sama yang diajukan kepada beberapa responden, kemudian hasilnya dijumlah.
    Dalam MSI, input data kita adalah skor per pertanyaan per responden. Bukan total skor

  71. Pak, saya sedang mentransformasikan data ordinal ke interval. Di penelitian saya terdapat 3 variabel : X1, X2, dan Y.

    Apakah untuk melakukan transformasi ordinal-interval harus dilakukan penghitungan satu-satu pervariabel atau bisa langsung transformasi 3 variabel sekaligus??

    Karena kalo penghitungan ordinal-interval dilakukan terpisah pervariabel, berarti skala interval dari X1, X2, dan Y berbeda-beda dong pak?

    Terimakasih atas pencerahannya.

    Jawab: Ya, benar. Penskalaan dilakukan satu-satu pervariabel. Ya skala interval akan berbeda pada masing-masing variabel tergantung dari pencaran nilai variabel-variabel tersebut

  72. Pa, terima kasih. saya sudah mencobanya. tulisannya mudah dimengerti. sekali lagi terima kasih banyak. tulisan Bapak memberi banyak manfaat untuk menyelesaikan skripsi saya.

    Jawab: Ya, sama-sama. Saya senang jika bermanfaat. (Junaidi)

  73. Saya sangat tertarik dengan tulisan ini. Selama ini saya mengira kalau MSI itu adalah pengolahan dengan software statistik. Salut dech buat pak Jun.

    Terima kasih Bu, untuk salutnya. (Junaidi)

  74. Salam kenal pak Junaidi.Pak saya sangat berterima kasih,karena metode transformasi data ord ke intrvl dalam blog ini sangat bermanfaat sekali bagi saya.

    Hanya ada beberapa pertanyaan mengenai MSI di excel:
    Bila hanya 2 skala yang terpilih oleh responden dari 5 skala pilihan apakah masih dapat dihitung?,karena menurut tulisan bpk minimal harus ada satu nilai pada skala setiap skala tersebut,benar ga pak?.Sedangkan hsl dr kuesioner yg sy sebarkan ada beberapa responden yg memilih d skala 3 dan 4, sedangkan 1,2,nya kosong.menurut bpk bgmn?

    terima kasih…

    Jawab:
    Maaf, agak lambat merespons. Kebetulan ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Mengenai ada kategori yang kosong, dalam tulisan saya sebelumnya memang tidak bisa dihitung. Tapi dalam tulisan berikut ini, saya sudah mengembangkan rumusnya sehingga bisa dihitung secara otomatis. Silakan lihat tulisan mengenai “Transformasi Data Ordinal ke Interval dengan Excel (Kasus Kategori Tidak Terisi). Mudah-mudahan bisa membantu.

  75. Wah terimakasih banyak atas koreksinya pak…

    tadinya saya bingung kenapa perhitungannya selalu error kalau datanya diatas 30.

  76. Bagi yang sudah sempat mengaplikasikan rumus-rumus dalam tulisan ini, mohon maaf. Ada sedikit salah pengetikan yang mungkin membuat bingung. Di tulisan di atas sudah saya perbaiki yaitu:
    – Pada tahap 1, pengetikan data dimulai pada sel A17 bukan A16 seperti yang tertulis sebelumnya.
    – Pada tahap 8, copy rumus seharusnya hanya sampai F7, bukan F8 seperti yang tertulis sebelumnya
    – Pada tahap 9, copy rumus seharusnya hanya sampai G7, bukan G8 seperti yang tertulis sebelumnya

  77. pak blh ga membuat tahap-tahap mengubah data ordinal ke interval dengan menggunakan excel?pak saya sudah mencoba menggunakan add-ins dimana data tersebut klo diuji.thax
    Jawab:
    Boleh saja. Coba lihat dua tulisan saya di blog ini mengenai transformasi data ordinal ke interval dengan Excel. Add-ins yang mana ? Saya kurang mengerti pertanyaannya. (Junaidi)

  78. Terimakasih banyak atas petunjuknya pak, tadinya saya juga bingung bagaimana caranya mengerjakan MSI di excel.

    Oh iya, bisakah bapak menuliskan arti rumus yang ditulis di setiap langkah di atas?
    misalnya apa arti NORMSINV di step 8, kenapa ada PI dan EXP di step 9, arti dari ABS di step 10.
    jadi yang baca bisa mengerti lebih banyak lagi soal MSI di Excel.
    Terimakasih sekali lagi 🙂

    Jawab:
    Terimakasih kembali. Penjelasannya silakan lihat pada tulisan Penjelasan Tahap Transformasi Data Ordinal ke Interval dengan Excel. (Junaidi)

  79. Kuesioner saya kan bersifat kualitatif, n awalnya saya memamg ingin pakai skala likert dengan data ordinal saja, tapi untuk meneguhkan dan memberi jarak antara pilihan yg satau dgn yg lainnya saya tambahkan dengan interval persentase sperti itu. tapi memang saya jg rgu degn hal itu, saya tdk punya dasarnya.
    nah, kalau saya cukup pakai skala likert dgn data ordinal saja (1-5)sudah cukup baik dan akurat ga yah??
    terima kasih banyak

    Jawab:
    Menurut saya, cukup dengan skala likert saja. Nah, untuk mengetahui kebaikan dan keakuratan data, sebaiknya lakukan pengujian-pengujian statistik seperti uji validitas dan reabilitas.

  80. saya mau tanya donk,
    saya sdg menysun skripsi n di dlamnya saya menggunkaan instrument penelitian berupa kuesioner.
    skripsi saya bersifat penelitian kualitatif, tentang pemeriksaan operasional.
    Dalam kuesioner saya menggunakan skala likert tapi dilengkapi dengan data interval, sperti pilhan jwaban 1 = tidak ada(0%), 2 = ada dan sangat tidak baik (0-33,33%), 3 ada dan kurang baik (33,33-66,66%), 4 = ada dan baik (66,66-99,99%), 5 = ada dan sangat baik (100%).
    yang saya mau tanyakan, apakah skala tersebut bisa dikategorikan dalam skala likert??
    dan apakah skala sperti itu diijinkan dlaam kuesioner??
    terima kasih banyak yah…

    Jawab:
    Skala Likert merupakan skala pengukuran sikap yang dikembangkan oleh Rensis Likert tahun 1932 untuk mengukur intensitas sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek tertentu. Dalam skala Likert, untuk mengukur variabel, terlebih dahulu dikembangkan indikator-indikator variabel. Indikator-indikator tersebut, kemudian dijadikan dasar menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
    Berdasarkan hal tersebut, maka sebenarnya penelitian yang Deva lakukan bukanlah menggunakan skala Likert. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, kalau Deva bisa mendapatkan data dalam bentuk persentase tersebut, maka pertanyaan kuesionernya sebaiknya dalam bentuk pertanyaan terbuka saja, sehingga kita bisa mendapatkan data dengan skala interval. Jadi jangan dikelompokkan seperti itu (yang akhirnya menjadi data ordinal). Kenapa ? Karena semakin tinggi skala pengukuran, semakin baik ketepatan pengukuran terhadap suatu objek. Jadi, jangan mubazirkan data, dengan merubah dari interval ke ordinal.

  81. alhamdulillah
    terima kasih atas ilmunya Pak
    ini dia yang saya cari2

    Jawab:
    Alhamdulillah. Semoga ini bermanfaat

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.